loading...

NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fazriah Part 1

loading...


NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fazriah Part 1

 

Prolog

Jatuh cinta saat usia muda itu memang indah dan sulit untuk dilupakan. Well, bagiku sulit untuk dilupakan karena inilah kisahku. Tapi.. kalian pernah kan jatuh cinta pada seseorang yang tidak mempunyai perasaan sama pada kalian?

Part 1

Farkhan dan Rere.
Lagi-lagi aku melihat dua sejoli itu sedang bermesraan di kelas. Disaat ada aku pula. Dengan kesabaran tingkat dewa, akhirnya aku berhasil mengabaikan–melewati meja–kedua pasangan yang sudah berpacaran hampir 2 bulan itu. Kalau saja kejadian itu tidak mereka tunjukkan di depan umum–sebenarnya di kelas ini cuma ada aku dan Rasel, temanku, juga merekaberdua–aku tidak usah repot-repot untuk mengubah ekspresiku agar terlihat seperti orang yang bodo amat, padahal hatiku rasanya sakit saat melihat kemesraan mereka.
“Mau jajan gak, Sel?” tanyaku pada Rasel, dia adalah teman dekatku dari awal aku masuk sekolah ini.
“Hmm.. gimana yaaa, males ih.” Jawab cewek berkacamata itu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
“Heh, ngertiin gue cobaaa..” aku terpaksa menutup laptop Rasel dan memasang wajah memelas begitu Rasel beralih menatapku dengan sinis.
“Hadehh.. ya deh.” Dengan hati yang riang, aku mengikuti langkah Rasel yang sudah lebih dulu berjalan keluar kelas. Ah Rasel, kamu peka banget sama kodeku–yaitu dengan memasang wajah yang sangat-sangat memelas.
*****
Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan diriku. Nama lengkapku adalah Alicia Viani. Teman-teman biasanya memanggil aku Alicia atau Al. Sekarang aku sudah kelas 3 SMP. Tentang Farkhan dan Rere, mereka adalah teman sekelasku yang sudah pacaran sejak 2 bulan yang lalu, lebih tepatnyahampirmau 2 bulan yang lalu. To be honestly, aku suka sama cowok yang bernama lengkapFarkhan Dwi Althair dari awal masa-masa MOS sampai sekarang. Yeah, cukup lama bagiku menyukai cowok itu mengingat karena ini sudah tahun pelajaran di semester genap. Berarti hampir mau 3 tahun aku menyukainya.
Sifatku yang–lumayan agak–pemalu membuatku amat sangat gengsi untuk menyatakan perasaanku pada Farkhan. Dan berakhirlah kisahku dengan cinta bertepuk sebelah tangan.
Sifat pemaluku rupanya juga berdampak dalam pergaulanku dan teman-temanku. Kalau biasanya anak zaman sekarang suka menghabiskan uang orangtua mereka untuk hang out bersama teman-teman, lain halnya dengan aku, sepulang sekolah biasanya aku akan menenggelamkan diriku pada tugas-tugas dan setelah itu tertidur dari siang sampai sore, atau maraton menonton drama Korea. Dan teman, aku hanya mempunyai satu teman dekat yang bernama Raselina Aqila. Oke, itu adalah seputar tentang diriku yang–amat sangat–biasa-biasa saja.
Sesampainya di kantin, aku memilih meja yang paling pojok sementara Rasel memesan makanan. Aku menopang dagu dengan kedua tangan sambil memperhatikan sekeliling, hampir semua orang tampak menikmati makanan mereka.
“Makanan datang..”
Dua mangkuk bakso tersaji di atas meja. Aku menatap semangkok bakso punyaku dengan mata berbinar. Pas sekali dengan aku yang sedang patah hati–eh, apa hubungannya?
Aigoo!Tahu gak sih, Al?! Tadi gue ketemu sama kak Jack!” Raselmembuka topik kali ini dengan wajah berseri. Jack.Sebenarnya nama aslinya adalah kak Zaki Dharmawan, tapi Rasel menggantinya dengan ‘Jack’. Alasannya sih, biar gak ada oranglain yang tahu, dan tentunya kecuali aku. Dia adalah kakak kelas yang lebih tua 1 tahun di atas kami. Wajahnya lumayan ganteng sih, eh, tapi lebih gantengan Farkhan kalau menurutku.
For your information, gedung SMP dan SMA itu bersebelahan, dan untuk wilayah kantin, kami mempunyai kantin yang cukup luas, kantin itu digunakan oleh anak SMP maupun anak SMA.

“Terus, terus?”
“Tadi gue gak sengaja nyenggol lengannya pas lagi mesen bakso. Aaaa! Kalo lo ada di sana, udah abis kali gue digodain sama elo.”
Wajah Rasel langsung mesem-mesem aneh sementara aku hanya terkekeh kecil mendengar ucapannya. Ternyata cewek sejutek Rasel bisa meleleh juga karena senggolan kecil tak sengaja di lengan kak Jack. Maklumlah kejadian sekecil itu bisa membuat Rasel senang karena ia belum pernah berpacaran sampai sekarang. Dan jujur, aku juga belum pernah berpacaran.
“Wah enak dong! Gue kapan lagi ya punya moment sama Farkhan.” Aku menerawang–melihat  ke arah kelasku yang berada di seberang kantin. Jangan salah, gini-gini aku juga pernah punya moment dengan Farkhan. Kapan ya? Aku lupa. Udah lama banget hehe.
“Halah! Farkhan mulu yang ada diotak lo! Udah coba jangan kebanyakan berharap sama cowok itu, dia udah punya orang lain, Al.”
“Berisik lo ah ngungkit-ngungkit masalah itu mulu. Farkhan Cuma pacarnya si Rere dan itu bukan berarti gue gak ada hak buat suka sama dia. Lo juga, emang lo yakin kalo kak Jack belom punya pacar, ha?”
Rasel terdiam sesaat sambil menguyah baksonya. Setelah itu, ia menyesap air mineralnya lalu beralih menatapku, “gak tahu juga sih, kak Jack udah pacar atau belum.”
 “Nah, loh! Kalo kak Jack punya pacar, siap-siap aja lo ngebatin kayak gue buahahah!”
“Kampret lo! Jangan doain yang kayak gitu elaaah. Kak Jack is mine! Lagian cowok dingin kayak dia siapa yang suka coba?”
“Heh, justru nih, ya. Dinginnya cowok itu jadi daya tarik bagi cewek. Buktinya lo sampe kesemsem kan sama dia?”
“Iya sih. Eh tapi si Farkhan enggak tuh. Dia malah kayak lekong kalo udah deket-deket sama cewek.”
“Anjir! Farkhan bukan lekong, dia cowok tulen keles. Buktinya dia pacaran sama... udahlah.”
Rasel tampak tersenyum penuh kemenangan setelah melihat wajah kesalku. Akhirnya aku memokuskan pandanganku ke bawah, tepatnya ke arah baksoku yang tinggal setengah.
“Eh, Al. Btw, 2 hari lagi Farkhan sama Rere mau mensive yang kedua bulan, ya?”
Dengan refleks, aku memuntahkan bakso yang sebelumnya sedang kukunyah. Buru-buru Rasel memberiku segelas air mineral. Aku menerima air tersebut dan langsung meminumnya.
“Lo gak papa?” tanya Rasel dengan ekspresi bersalah.
“Sekarang tanggal berapa, sih?”
“Tanggal 10. Elaaah, lo lupa? 4 hari lagi kan, si Farkhan mau ultah.”
Aku termenung, mencoba mencerna ucapan Rasel tadi. Oh My God! Tanggal 14 kan, Farkhan mau ulangtahun! Kok, aku bisa lupa?!
“Iya juga, ya. Kok, gue bisa lupa sama ulangtahun gebetan gue sendiri.”
Rasel menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ckck, kayaknya mendingan lo gak punya gebetan, deh.”
“Maksud lo apa, ya?”
“Sama ulangtahun gebetan sendiri aja gak inget.”
“Apa hubungannya? Yee.. pelupa sifat manusiawi kali!”
“Iya juga, sih.”
“Dasar!”
Kami tertawa sebentar lalu langsung menghabiskan bakso masing-masing. Setelah bakso habis, giliran aku yang mengembalikan mangkok sekaligus membayar bakso.

****************************to be continued*******************************
loading...

Related Posts:

0 Response to "NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fazriah Part 1"

Post a Comment