loading...

NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fajriah Part 3

loading...


NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fajriah Part 3

 

Part 2

Esoknya, aku sudah berada di kelas pada jam 6 pas. Mengingat karena akan ada pengayaan susulan, tiba-tiba saja aku menjadi rajin dadakan. Mandi saja jam 5 pagi, padahal kalau hari-hari biasa, jam 6 aku baru mandi.
“Al.”
Tanpa kuduga, tiba-tiba saja Farkhan berdiri di depan mejaku. Aku mendongak untuk menatap wajahnya yang tampan nan rupawan itu.
“Ya? Kenapa, Khan?”
Untung saja Tuhan meletakkan posisi jantung berada di dalam tubuh. Coba kalau di luar, bisa dibayangkan betapa malunya aku kalau Farkhan tahu bahwa sejak dia berdiri di depan mejaku, jantungku jadi berdetak tak karuan.
“Kemaren ponsel lo rusak?”
“H-hah? Enggak, kok. Kenapa emangnya?”
“Gue semalem nge-line lo.”
“Serius?”
Mataku tiba-tiba saja melebar. Teringat kemarin aku ketiduran dan ponselku sedang di-charger. Bodoh! Kapan lagi aku di-line sama Farkhan?!
“Iya, serius. Lo bisa cek sendiri.”
“Emang kenapa lo nge-line gue?”
“Buat mastiin lo baik-baik aja.”
“Eh?”
Sudah kupastikan kalau pipiku akan berubah warna dalam hiungan detik.
Aduh Farkhan sayaaang, kamu beneran nanya kayak gitu ke aku?
“Hahaha, canda, kok. Gue Cuma mau bilang kalo buku catatan Biologi lo ke bawa sama gue.”
Anjrit anjrit anjrit... kamu kok bohongin aku, sih, sayaaang?!
“Ooh..” aku mengangguk-anggukkan kepalaku, “terus sekarang buku catatan Biologi gue mana?”
“Nah, buku lo ketinggalan di rumah.”
“Hmm.. terus kira-kira kapan lo ngembaliin bukunya?”
“Buru-buru amat, emangnya gak seneng buku lo ada di gue?”
“Maksud lo?” Alamaaak! Mimpi apa gue semalem..!!
“Canda lagi, kok. Nanti deh kalo gue inget. Ya udah, gue cabut ke belakang ye.”
“Eh- oke, sip.”
Buru-buru aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan. Tingkah Farkhan pagi ini sangat tidak biasa dan bisa saja aku terkena serangan jantung dini gara-gara cowok itu.
Limabelas menit berlalu, semua murid sudah berada di dalam kelas dan kini kami sedang khusyuk mendengar penjelasan dari Mr. Wije–guru Bahasa Inggris kami. Kelas tampak hening dan tenang sampai sebuah suara memecah keheningan.
Broootdh~
“Anjrit. Siapa yang kentut?!”
Semuanya–termasuk aku–serempak menoleh ke arah Farkhanyang duduk di meja paling pojok, belakang pula. Ia tampak menutup hidung dengan salah satu telapak tangannya. Refleks, semuanya juga ikut menutup hidung masing-masing.
“Iya. Siapa sih? Jorok banget iyuwh.
“Baunya kayak ikan asin campur pete.”
“Kok lo tahu sih baunya? Wah, jangan-jangan elo ya?!”
“Dih. Bukan gue.”
“Dahsyat banget nih bau. Sampe pengen gue tambahin pake kentut gue.”
“Ewwh.. gak tahan gue baunyaaaa!!”
Kelas tampak ricuh karena protes teman-teman yang sudah seperti penjual dan pembeli di pasar. Terlebih anak perempuan yang–kebanyakan–berteriak-teriak gaje. Padahal hanya sebuah suara kentut dan baunya juga gak bau-bau amat kok.
Tuk. Tuk. Tuk
“Hei, hei.”
Spidol Mr. Wijeyang diketuk-ketukan ke papan tulis menyita perhatian kami yang sebelumnya terfokus pada kentut. Mr. Wije menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menatap kami dari barisan paling depan hingga barisan paling belakang. Ia berdeham lalu berkata, “Dik, ini lagi pengayaan. Harusnya fokus kalian cuma buat pelajaran yang saya terangkan di depan. Pengayaan itu penting lho, Dik. Maksud dari pengayaan ini adalah mengulang lagi pelajaran kalian dari kelas tujuh sampai kelas sembilan. Barangkali kalian lupa, kan bisa kita bahas sama-sama dipengayaan. Paham?”
Kami semua terdiam sebentar lalu mengangguk-anggukkan kepala kami, “Paham, Pak.”
“Baiklah. Saya tidak mau lagi kalian selingkuh dari pelajaran saya. Masalah kentut, itu sebenarnya saya yang kentut. Maafkan saya, ya?”

****************************to be continued*******************************
loading...

Related Posts:

0 Response to "NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fajriah Part 3"

Post a Comment