loading...
Selama pelajaran Bu
Eti, semua teman di kelasku tampak khusyuk memperhatikan guru pelajaran
pengetahuan sosial itu. Entah karena sihir apa, teman sekelasku biasanya tak
bisa diam selama pelajaran berlangsung. Tapi kali ini semuanya berbeda dari
sebelum-sebelumnya.
“Baiklah murid-murid.
Untuk tugas kali ini saya akan membagikan tugas perkelompok. Kelompok
pertama...”
Halah, paling juga aku
sekelompok dengan teman-temanku yang berinisial huruf A.
“Alicia Viani,
Raselina...”
What?!
Aku sekelompok sama Rasel?! YES!
“Zufarsyah Baihaq, Rere
Andromeda...”
“HAH?!”
Bukan. Bukan aku yang
berteriak. Tapi itu adalah suara Rere. Semua temanku tampak penasaran, ada yang
menatap sinis, ada juga yang hanya melirik sekilas lalu kembali memperhatikan
Bu Eti.
Dia
kenapa ya?
“Ya, Rere? Ada yang
ingin ditanyakan?”
“Eh? Hah? Gak ada kok,
Bu heheh.”
*****
Saat
sedang jajan bakso di kantin, kalau diperhatikan, hari ini Rasel terlihat
murung. Mood-nya kadang-kadang memang
gak ketebak sih. Biasanya juga jika Rasel menanggapi curhatanku, dia akan
melontarkan kalimat sinis tapi lucu kalau menurutku.
Dan
hari ini Rasel terlihat berbeda. Saat aku sedang curhat tentang mensive-nya Farkhan dan Rere, dia malah
menanggapi seadanya. Jawabannya hanya berupa ‘ya.’, ‘masa sih?’, ‘oh gitu.’,
‘wah.’ dan ‘gak tahu.’
“Sel?”
Rasel
sibuk mengaduk-aduk baksonya.
“Sel?”
Masih
tetap sama.
“Rasel?!”
Masih
tetap sama juga.
“Raselina?!”
Kali
ini suaraku lebih keras sampai dia terlonjak kaget lalu menatapku sinis.
“Gak usah teriak-teriak
bisa, gak?!”
Tanpa kuduga,
tiba-tiba Rasel meninggalkanku begitu
saja. Aku terdiam sesaat–terkejut dengan sikap Rasel baru saja. Saat aku
menyadari bahwa Rasel benar-benar meninggalkanku, aku beranjak dari kursi dan
mengejarnya. Untungnya aku sudah membayar bakso saat memesan.
Rasel
kenapa sih?!
*****
Saat sampai
di kelas, aku langsung melihat Rasel tengah duduk di kursinya. Huft..
syukurlah, kukira dia sedang kenapa-napa.
Tapi ternyata
perkiraanku salah, saat aku sedang berjalan ke arah cewek berkacamata itu, Rasel
meninggalkanku lagi dan sempat kulihat sekilas, mata Rasel berair!
*****
Setelah aku
mencari keberbagai ruangan yang berada di sekolah ini, akhirnya aku menemukan
Rasel sedang berada di taman belakang sekolah. Dia tampak sedang melamun.
Dengan pelan-pelan, aku melangkahkan kakiku untuk mendekatinya.
Aku menyentuh
bahu Rasel dan Rasel mendongakkan kepalanya. Aku terkejut karena mata Rasel
yang membengkak.
“Sel..”
Rasel
mengangkat satu tangannya. “Muka gue jelek banget ya?”
“Sel.. lo? Lo
kenapa?”
“Duduk sini.
Gue ceritain penyebab mata gue kayak gini.”
“Tapi lo gak
bakal kabur lagi, kan?”
Rasel
tersenyum jenaka sementara aku memasang mimik aneh.
“Jadi.. lo
kenapa?”
“Lo tahu, kan
kalau gue suka sama kak Zaki? Ternyata dia udah lama taken sama saudaranya Rere. Gue gak tahu pasti mereka udah berapa
bulan pacarannya, tapi yang jelas pas gue stalk timeline-nya kak Zaki, gue lihat dia nge-tag saudaranya si Rere di status
gitu. Hah.. kenapa gue gak sadar cowok kayak dia mana mungkin ngejomblo, dan
bodohnya gue malah nangisin dia. Gue alay banget gak, sih?”
Aku mengerjapkan
mataku berkali-kali. Jadi karena itu Rasel menangis?
Aku meremas
tangan Rasel. Memang sakit saat tahu orang yang kita suka ternyata sudah milik
orang lain. Tapi apa boleh buat...
“Terus
sekarang perasaan lo gimana?”
“Tahu dah.
Tapi mulai sekarang gue akan lupain kak Zaki. Karena bagaimanapun juga, kak
Zaki bukan orang yang pantes gue tangisin hahah..”
Aku tersenyum
mendengar tawa Rasel. Siapa pun yang menjadi pacar Rasel, dia adalah orang yang
beruntung karena Rasel adalah pribadi yang kuat dan pantas untuk dicintai
dengan sepenuh hati.
****************************to be continued****************************
LIHAT JUGA:
loading...
0 Response to "NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fazriah Part 6"
Post a Comment