loading...
Rumah
Farkhan.
Suara pintu terbuka
terdengar jelas di dalam kamar Farkhan. Kamar itu memiliki fasilitas kamar mandi
di dalamnya.
Rendi dan Zufar tengah
asyik bermain game online diponselnya
Farkhan. Rendi tertawa sangat nyaring sehingga Farkhan yang sehabis mandi
langsung mengerutkan kening begitu pandangannya beralih pada mereka berdua.
“Lo berdua lagi pada
ngapain sih? Aneh banget. Oh, gue tahu! Lo berdua pasti lagi..”
“Apa sih, Khan. Jangan nethink mulu sama kita.” Zufar langsung
memotong ucapan Farkhan yang disambut anggukkan oleh Rendi.
“Makanya kasih tahu gue
dong biar gue gak nethink.” Setelah
selesai memakai baju, Farkhan langsung ikut gabung bersama kedua temannya. Ia
duduk di antara Rendi dan Zufar.
“Nih. Gue udah selesai
minjemnya.” Ucap Zufar sambil memberikan ponsel tersebut pada Farkhan.
Farkhan menerima
ponselnya dan semakin mengerutkan kening begitu melihat tampilan ponselnya yang
sedang membuka aplikasi line.
“Lo berdua abis
ngapain? Jangan bilang lo abis ngebajak line
gue?!”
“Tahu ae lo. Udahlah,
gue sama Zufar mau pulang.” Rendi beranjak dari kursinya dan disusul oleh
Zufar. Mereka berdua langsung keluar dari kamar Farkhan. Sementara cowok
pemilik kamar itu masih mengerutkan keningnya. Ia berfirasat bahwa temannya itu
pasti sudah melakukan hal yang aneh terhadap akun line-nya.
*****
Limabelas
menit berlalu tetapi Farkhan belum juga membalas line terakhir dariku. Apa dia lupa? Atau sengaja mengabaikanku?
Atau dia malas membalas line dariku
karena aku terlalu membosankan danemotless?Part 3
“Happy mensive, Say.”
Ketika
sampai dipintu kelas, aku langsung berhenti begitu mendengar suara yang sangat
kukenal. Suara Farkhan. Aku mundur perlahan dan bersembunyi dibalik pintu. Kulihat
Farkhan sedang memberikan sebatang cokelat untuk Rere yang sedang tersenyum
kepadanya.
“Happy mensive too.”
Mereka
berdua saling melempar senyum lalu kemudian duduk di kursi milik entah siapa
itu. Aku hanya tersenyum kecut melihat kemesraan mereka yang sebenarnya tidak
mesra-mesra amat–hanya saling berpegangan tangan dan mengobrol biasa.
Dengan
ragu, kulangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam kelas. Ketika melewati meja
mereka, aku langsung menundukkan kepalaku. Tujuannya menyembunyikan mimik
wajahku yang mungkin terlihat sedih.
Setelah
sampai meja, buru-buru aku membuka tas dan mengeluarkan buku. Aku memang
terlihat sedang membaca buku tetapi pikiranku melayang pada Farkhan dan Rere.
“Wei!
Pagi-pagi udah belajar aja lo.”
Seseorang
tiba-tiba saja menepuk bahu kananku. Aku menoleh dan menemukan kedua teman
Farkhan. Rendi dan Zufar sedang tersenyum manis padaku–tapi menurutku itu
adalah senyuman yang aneh.
“Eh,
iya hehe.”
Aku
kembali memokuskan pandanganku pada buku yang sebelumnya aku... memang aku membacanya?
Kulirik
Rendi duduk di bangku sebelah yang memang sengaja aku kosongkan. Dia kembali
tersenyum yang menurutku senyuman paling aneh sedunia–eh, gak juga sih.
“Apa
sih, Ren?”
Aku
mulai risih ketika Randi menatapku dengan cara yang berbeda–tatapan seperti
ingin apa, ya?
“Gak
papa sih. Udahlah, cabut yuk, Far.”
Aku
menggeleng-gelengkan kepalaku ketika melihat mereka tiba-tiba meninggalkanku begitu saja.
Dasar
makhluk aneh****************************to be continued*******************************
loading...
0 Response to "NOVEL: 3 DAYS Karya Aisyah Fazriah Part 5"
Post a Comment